Selasa, 28 April 2015

Data Penelitian

Data adalah catatan atas kumpulan fakta, data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti dan masih memerlukan pengolahan.Data diterima secara apa adanya dan bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, gambar, simulasi, konsep dan lain-lain. Dalam penelitian, fakta dikumpulkan untuk menjadi data.
Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas, tepat dan terstruktur agar dapat dimengerti orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Ini yang disebut deskripsi data.Berdasarkan karakteristiknya, data penelitian diklasifikasi ke dalam berbagai macam seperti tipe penelitiannya, sumbernya, subjeknya, formatnya, kegunaannya dan lain-lain.
Jenis data penelitian subjek fisika berbeda dengan jenis data subjek biologi, jenis data ekonomi berbeda pula dengan jenis data antropologi, paleontologi, kedokteran dan sebagainya.

Kita mencoba menguraikan beberapa contoh jenis-jenis data penelitian sebagai berkut:
·        BERDASARKAN TIPE PENELITIAN

a.   Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik.
b.   Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.



·        BERDASARKAN SUMBER

a.   Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.
b.   Data Sekunder
Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.

·        BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH

a.   Data Observasional
Data observasi adalah data yang ditangkap in situ. Data ini sekali jadi atau tidak bisa diulang, diciptakan atau diganti.
b.   Data Wawancara
Data wawancara adalah data yang diperoleh melalui tanya-jawab antara peneliti dan informan. Data ini bisa divalidasi menggunakan triangulasi.
c.   Data Eksperimental
Data eksperimental adalah data yang dikumpulkan dalam kondisi terkendali, in situ atau berbasis laboratorium dan harus bisa direproduksi.



d.   Data Simulasi
Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan metadata di mana input lebih penting daripada output. Contoh: model iklim, model ekonomi, model kosmologi dan lain-lain.
e.   Data Referensi atau Kanonik
Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi organik (peer-reviewed). Contoh: menggunakan data urutan gen yang sudah tersedia, struktur kimia, data sensus dan lain-lain.
f.    Data Derivasi atau Kompilasi
Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi. Contoh: kompilasi database yang sudah ada untuk membangun struktur 3D.

·        BERDASARKAN FORMAT BERKAS

a.   Data Kuantitatif
Contoh: SPSS, SAS, Microsoft Ecel, XML dan lain-lain.
b.   Data Kualitatif
Contoh: Microsoft Word, Rich Text Format, HTML dan lain-lain.
c.   Data Geospatial
Contoh: ESRI Shapefile, Geo-referenced TIFF, CAD data, Tabular GIS attribute data, MapInfo Interchange Format, dan lain-lain.
d.   Data Digital Image
Contoh: TIFF, JPEG, Adobe Portable Document Format (PDF) dan lain-lain.
e.   Data Digital Audio
Contoh: Free Lossless Audio Codec, Waveform Audio Format, MPEG-1 Audio Layer, Audio Interchange File Format dan lain-lain.
f.    Data Digital Video
Contoh: MPEG-4 High Profile, Motion JPEG 2000, GIF dan lain-lain.

·        BERDASARKAN SUBJEK KEDOKTERAN

a.   Data Diagnosis
Contoh: subklasifikasi penyakit atau histologi, sitogenetika, penanda molekuler dan lain-lain.
b.   Data Demografi
Contoh: sosial ekonomi informasi, jenis kelamin, usia, ras/etnis dan lain-lain.



sumber : http://tu.laporanpenelitian.com/2014/12/312.html


Read More

Selasa, 21 April 2015

HIPOTESIS PENELITIAN

Pada pembahasan kali ini saya ingin membicarakan apa itu Hipotesis penelitian. Seringkali kita mendengar mengenai istilah hipotesis namun kita tidak mengerti apa arti sebenarnya hipotesis itu,oleh sebab itu saya akan menerangkan semua yang berhubungan dengan hipotesis pada bahasan kali ini.

         
 
PENGERTIAN HIPOTESIS
Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
– Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
– Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
– Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
– Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
SUMBER : https://gultomhans.wordpress.com/2013/06/10/hipotesis-penelitian-2/


Read More

Senin, 13 April 2015

Metode Ilmiah

Apakah yang dimaksud dengan penelitian itu? Secara umum, penilitian dapat diartikan sebagai proses mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara sistematis sehingga menghasilkan kesimpulan yang sah. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah merupakan langkah yang hierarkis (berjenjang atau berurutan) dan logis. Tahapan-tahapannya sitematis, bukan acak. Dalam penelitian, langkah dengan menggunakan metode ilmiah tersebut secara tipikal dapat dirinci sebagai berikut.

1. Mengenali dan menentukan masalah yang akan diteliti.
2. Mengkaji teori yang sudah ada yang relevan dengan masalah yang hendak diteliti.
3. Mengajukan hipotesis atau pertanyaan penelitian.
4. Membuat desain penelitian untuk menguji hipotesis tersebut.
5. Mengumpulkan data dengan menggunakan prosedur yang mengacu pada desain penelitian.
6. Menganalisis data.
7. Menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan.

Dalam penelitian, suatu penarikan kesimpulan yang tidak menggunakan pendekatan atau metode ilmiah dapat dikatakan tidak sah. Kenapa? Hal ini perlu disadari oleh peneliti pemula karena dalam praktik ada beberapa prosedur dasar dalam penarikan kesimpulan yang tampak sah ternyata justru sebaliknya, tidak sah karena pendekatan yang ia gunakan bukan pendekatan ilmiah. Jika prosesnya tidak sah maka produk yang dihasilkan juga tidak sah secara ilmiah.

Suatu produk penelitian (dalam hal ini pengetahuan) yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah paling tidak mempunyai beberapa karakteristik, antara lain;

1. objektif
2. bahasa jelas
3. dapat diverifikasi, dan
4. empirik
         
Bagi orang awam, pengertian objektif adalah lawan dari subjektif, tidak bias, dan terbuka terhadap kritik. Dari sudut pandang prosedural dalam rangkaian proses penelitian, kata objektif ini mengacu pada prosedur pengumpulan dan analisis data sehingga si peneliti tidak mungkin menginterpretasikan hasil penelitiannya secara salah. Dengan kata lain, jika ada orang lain melakukan penelitian tersebut dengan prosedur seperti yang ia lakukan maka hasil yang diperoleh akan sama. Objektivitas ini sangat penting dalam penelitian dan deskripsi prosedur perlu sejelas mungkin agar terbuka peluang bagi peneliti lain untuk mereplikasi penelitian tersebut. Kadar objektivitas dalam banyak hal ditentukan oleh objek dan tempat penelitian. Contohnya, kadar objektivitas penelitian fisika di laboratorium relatif lebih tinggi daripada penelitian biologi di lapangan atau di kebun percobaan. Yang perlu disadari adalah bahwa masalah objektivitas bukan merupakan hal yang mudah karena penelitian sosial bukan dilakukan terhadap benda mati melainkan kepada manusia yang mempunyai perilaku berubah-ubah/sukar diramal. Oleh karenanya diperlukan kecermatan yang tinggi jika hasil yang diharapkan kelak ingin benar-benar dapat dipercaya.

Kejelasan atau akurasi merupakan aspek kedua yang perlu diperhatikan dalam penelitian. Dalam penelitian banyak sekali bahasa atau istilah teknis yang mungkin hanya dikenali oleh orang-orang tertentu. Bahasa yang digunakan harus jelas dan tepat. Salah satu cara untuk mengindahkan prinsip kejelasan berbahasa ini adalah membuat definisi operasional istilah yang digunakan sehingga orang lain tidak salah dalam menangkap makna yang ingin dituangkan dalam laporan penelitian.

Aspek ketiga adalah keterbukaan untuk diverifikasi. Ini berkaitan erat dengan dua aspek sebelumnya. Bila kedua aspek tersebut diindahkan, maka baik desain maupun hasil penelitian tersebut bersifat terbuka dan dapat ditindaklanjuti baik dalam bentuk penelitian ulang oleh peneliti lain atau penelitian yang lebih mendalam. Dalam dunia penelitian, hasil replikasi bisa sama, bisa juga berbeda dengan hasil penelitian semula. Istilah keterbukaan untuk diverifikasi disini berarti segala informasi dalam penelitian tersebut terbuka bagi publik untuk direplikasi, ditelaah kembali, dan di kritik, dikonfirmasi atau bahkan ditolak oleh peneliti lain.

Keempat, pendekatan yang dilakukan dalam dunia penelitian adalah pendekatan empiris. Kadang sesuatu dianggap benar oleh orang awam apabila sesuatu itu berjalan baik, tanpa mempertanyakan kembali mengapa sesuatu dianggap benar, karena kalau tidak benar maka tidak akan berjalan baik. Tetapi bagi seorang peneliti, pengertian empiris itu didasarkan pada bukti yang ditunjukkan dengan data. Dimana data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan prosedur yang sistematis serta objektif.

Jika para peniliti tidak dapat membedakan antara pendekatan ilmiah dan non ilmiah maka akibatnya akan fatal. Hail jerih payah penelitian tidak akan sah karena tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Irawan (1977) membedakan pendekatan ilmiah dan non ilmiah  berdasarkan  masalah yang dirumuskan, jawaban yang diberikan, proses pengumpulan dan analisis data serta penyimpulan hasil dan pemanfaatan hasil. Perhatikan tabel berikut agar pembaca lebih memahami perbedaan pendekatan ilmiah dan non-ilmiah.



Tabel Perbedaan Pendkatan Penelitian Ilmiah dan Non-Ilmiah
Metode Ilmiah
Metode Non-Ilmiah
Permasalahan harus dirumuskan secara jelas, spesifik dan Nampak variable yang diteliti
Permasalahan yang dipertanyaakan sering tidak jelas, tetapi bersifat umum dan sumir
Jawaban yang diberikan terhadap permasalahan harus didukung dengan logis dan benar
Jawaban apapun tidak perlu didukung data
Proses pengumpulan data, analisis data, dan penyimpulan harus dilakukan dengan logis dan benar
Tidak ada proses pengumpulan data atau analisis data, meskipun mungkin ditutup dengan kesimpulan
Kesimpulan siap diuji oleh siapapun yang meragukan validitasnya
Pengujian terhadap kesimpulan boleh dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti bagi kesimpulan pertama
Hanya digunakan untuk mengkaji hal-hal yang diamati, dapat dikur, empiris
Boleh saja digunakan untuk mengkaji hal apapun termasuk yang paling misterius, supranatural, dan dogmatis


Sumber : http://www.ipapedia.web.id/2014/11/perbedaan-metode-ilmiah-dan-non-ilmiah.html
Read More

Senin, 06 April 2015

Karangan Ilmiah,Semi Ilmiah,dan Non Ilmiah

1. Karangan ilmiah

      Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
      Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
      Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
Ø  Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.

Ø  Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

Ø  Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.

Ø  Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

Ø  Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
Ø  Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
Ø  Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
Ø  Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
Ø  Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
Ø  Memperoleh kepuasan intelektual;
Ø  Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
Ø  Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

2. Karangan Non Ilmiah

      Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
Ø  Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
Ø  Fakta yang disimpulkan subyektif,
Ø  Gaya bahasa konotatif dan populer,
Ø  Tidak memuat hipotesis,
Ø  Penyajian dibarengi dengan sejarah,
Ø  Bersifat imajinatif,
Ø  Situasi didramatisir,
Ø  Bersifat persuasif.
Ø  Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
Dongeng,Cerpen,Novel,Drama,Roman

3. Karangan Semi Ilmiah (Populer)

      Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah
     
      Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
      Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
      Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
      Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
Emotif          : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
Persuasif       : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
Deskriptif      : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah
      
      “Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda menulis.
       Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter).

      Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.

sumber : http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-ilmiah-populer.html
Read More